Selasa, 24 Maret 2020

PEMBELAJARAN JARAK JAUH 2

Masih dampak dari COVID-19 dan kita masih akan bicara tentang pembelajaran jarak jauh.

Jika kemarin konteks pembelajaran jarak jauh dengan saya berperan sebagai guru, maka sekarang akan menggunakan sudut pandang saya sebagai orang tua.

Ya, saya juga orang tua yang punya anak usia sekolah 3 orang. Jadi, ketika PJJ diterapkan maka sayapun punya peran untuk mendampingi ke-3 puteri saya itu. sebab bagaimanapun mereka masih level atau jenjang sekolah dasar..bahkan yang ketiga masih PAUD. so, yaa... amat sangat butuh pendampingan guru. daaan.. ketika PJJ diterapkan jangan bayangkan keribetannya. Bukan karena kita sebagai orang tua gak sabaran sebetulnya, tapi karena anak memang benar-benar menjadi dirinya sendiri ketika di rumah. Maka apapun yang mereka rasakan; rasa malas, jenuh, kesulitan akan mereka ungkapkan apa adanya.. berbeda situasinya dengan di sekolah. anak-anak memiliki rasa tahu diri untuk mengikuti aturan sosial, jadi ya... tentu lebih mudah mengaturnya, apalagi berjama'ah bersama yang lain... selain gak ada pilihan untuk mengelak tentu motivasi juga menular. 

Bukan bermaksud mengeluh sebetulnya, PJJ bisa berjalan baik dan kondusif seandainya kita sebagai orang tua juga diberi keleluasaan untuk mengatur jadwal sendiri. Kebayang kan kalau anak harus ikut jadwal di sekolah? sekalipun saya cuma mendampingi 3 anak, ibaratnya saya mengajar di 3 kelas sekaligus. So? yaaaa... kayaknya emang perlu komunikasi baik2 dengan pihak sekolah untuk pengaturan lebih efektif. beda halnya dengan anak usia menengah atau bahkan mahasiswa. PJJ sih gak masalah, mereka udah bisa mengatur sendiri waktu, pengerjaan dan pelaporannya.

Tapi, saya tetap berusaha untuk tetap semangat... sekalipun anak2 mulai menurun motivasinya. Bagaimanapun mereka harus tetap belajar bertanggung jawab. yaa itung2 belajar home schooling, sembari sayanya juga jadi guru bagi siswa2 lain di tempat berbeda :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar