judul apa pula itu? emang ke mana saja? :)
yupz, tentu saja saya kembali ke blog ini, yang saya gak tahu apa ada yang baca atau enggak selain saya sendiri, hehe. yang jelas saya kembali untuk menyimpan kembali catatan perjalanan saya di sini. setelah dulu tahun 2017 ceritanya menantang diri sendiri untuk buat tulisan sehari satu (terinspirasi dari filmya julie yang memasak satu hari satu resep, hehe) tapi GATOT alias GAGAL TOTAL. semoga sekarang berhasil ya rabb.
bismillah...
here we go.
ok. untuk mengawalinya saya mau cerita sedikit tentang peristiwa yang cukup menghantam saya belakangan ini.
berawal dari tanggal 23 februari 2020.
Sejak jauh-jauh hari saya menandai tanggal itu sebagai tanggal penting. pasalnya, di hari itu anak sulung saya akan melaksanakan tes masuk ke pondok pesantren. rasanya campur aduk banget. meskipun dulu saya juga mondok, melepas anak sendiri rasanya lain. perasaan sedih, haru dan bahagia semuanya jadi satu. so, ketika tanggal itu tiba, kami sekeluarga berusaha memberikan dukungan terbaik dengan pergi mengantar tes. kami berangkat sore hari sebelum hari H agar bisa fresh saat tes di hari Hnya. namun, qadarullah. jangankan fresh, hampir semua anggota keluarga tumbang seketika. perbedaan suhu yang cukup signifikan membuat ketahanan tubuh kami runtuh. saya dan keempat anak dilanda flu berat (batuk, flu dan pusing campur semua). yang mengherankan sakit yang saya rasakan kok lain dari biasanya, yang seharusnya diistirahatkan sebentar membaik...ini kok gak ada perubahan. jadilah setelah mengantar si sulung yang sudah kelihatan moodnya ngedrop gegara flu itu tes, saya diantar oleh suami dan kakak ipar ke klinik. di klinik dokter jaga menduga saya terkena gejala DBD. wah udah gak karuan rasanya. kebayang tugas-tugas sekolah yang bejibun kalau saya sampai kena DBD. tapi mau bagaimana lagi??? kami terima ujian sakit ini. suami mulai nelpon segala yang berkaitan dengan tugas kedinasan saya. bahwa saya harus istirahat bla bla.
setelah kami pulang ke rumah, semua beristirahat karena sakit yang mewabah di rumah ini. sehari... dua hari semua menunjukkan gejala membaik... kecuali saya. entah kenapa, sakit saat itu bener-bener gak tertahankan. kaki saya berasa lemes, ngilu, tiba-tiba jadi ada mual. males makan dan akhirnya kita memutuskan untuk cek darah ke IGD. hasilnya, darah saya mulai mengental tapi kata cek lab semua normal "katanya". seharusnya saya seneng. tapi kok gak? ya iyalah... mau senang bagaimana? semua hasil normal dari cek darah tapi rasa lemes saya, dingin yang menusuk kok ada? artinya, ada sesuatu di tubuh saya yang gak bisa dicek dengan tes darah. ya Allah, kalau udah kerasa lemesnya itu rasa-rasanya dipeluk kematianpun tak masalah. tapi lantas inget ada buku-buku yang belum dikembalikan, hutang yang belum dibayar. ngeri juga kalau dijemput sekarang oleh Malak Izrail.
singkat cerita, setelah konsul ke seorang prof di bidang medis dengan sederet cek oleh alat yang keren banget, saya divonis kena masalah di syaraf jantung. mual yang muncul itu karena darah yang kotor tidak terpompa maksimal oleh jantung. katanya, penyakit syaraf ini lebih parah daripada sakit organ jantungnya. wah...rasanya gimana diomongin gitu. apalagi pas dokternya bilang kalau telat sepekan saya udah gak bisa tertolong.. sebab darah akan sudah kental banget, dan apa jadinya semua organ tubuh kalau gak disuplai nutrisi oleh darah? saya bisa lumpuh dan bla bla bla yang intinya tinggal menunggu waktu. ah... lemes banget rasanya denger itu. jadi, sedekat itukah saya dengan kematian? alhamdulillah, secara medis saya masih bisa ditolong. jadilah semalaman saya menginap di rumah sang prof. sebab, katanya syaraf itu tenangnya malam jadi proses pengobatannya akan lebih maksimal jika dilakukan malam hari. dan...serangkaian pengobatan saya jalani. mulai dari mengeluarkan darah kotor, menyiapkan lambung agar siap menerima obat dan proses intinya..pengobatan syaraf yang dilakukan selama tiga tahap dengan jeda setiap 2-3 jam di mana saya gak boleh tidur selama itu. perlahan namun pasti. rasa dingin menusuk hilang, lemas berkurang. dan setelah dicek lagi oleh alat hasilnya sudah aman, tidak ada lagi setrum saat alat itu ditempelkan ke nadi. saya bersujud syukur kepada Allah.
kejadian itu benar-benar menghantam saya, sebab kata prof.nya, saya udah gak boleh berpikir terlalu keras, begadang harus dihindari plus minum obat batuk yang katanya mengandung kafein apa gitu yang akan melemahkan kerja jantung. intinya, saya gak boleh stress. yupz, here I am. inilah saya yang baru, dengan kematian yang bisa datang kapan saja mencoba untuk memperbaiki kualitas hidup. saya gak tahu, apakah cita-cita saya untuk kuliah s3 akan tercapai, ibadah haji dan umrah, bahkan keliling dunia menelusuri jejak sejaarah. let it flow. semoga persitiwa ini menjadi pengalaman berharga buat saya, bahwa waktu yang tersisa harus benar2 diisi dengan kebaikan. yang penting akhir hidup saya husnul khatimah dan meraih ridha-Nya. aamiin
catatan: sampai sekarang jantung saya suka terasa berdebar2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar