ada orang keren, tapi dia gak mau dikenal. berkali-kali datang ke rumahnya pun dia mewanti-wanti agar jangan mengundang yang lain untuk ikut datang ke rumahnya. siapakah dia?
sebutlah namanya Prof. D, beliau adalah prototype padi yang semakin berisi semakin merunduk. saya mulai mengenalnya saat suami terkena sakit parah yang didiagnosa oleh dokter sebagai penyakit radang usus. saat itu suami benar-benar sulit untuk melakukan aktifitas, bahkan berpindah posisipun harus dbantu oleh saya. setelah berobat ke beberapa dokter dan tidak ada hasil yang signifikan akhirnya salah seorang teman merekomendasikan sebuah nama. kabarnya, saudaranyapun yang divonis radang usus dan 6 bulan lagi masa hidupnya akhirnya bisa diselamatkan. berbekal kepercayaan bahwa pengobatannya itu memang medis bukan berbau syirik akhirnya kami datang ke rumahnya. kali pertama, gagal. karena beliau sudah berangkat untuk bekerja di sebuah RS. lantas kami mencoba lagi hari berikutnya untuk berangkat sebelum shubuh. alhamdulillah bisa bertemu. dan alat ceknya keren, ternyata dunia medis kita sudah setinggi itu (meskipun sayang, gak banyak dokter yang punya). dari alat itu terdeteksi bahwa usus suami saya mengalami penyempitan (yang gak akan bisa dicek dengan dengan rontgen kecil). biasanya, medis kita akan merekomendasikan tindakan operasi besar, namun berdasarkan ilmunya Prof.D ini cukup dengan disuntikkan obat. alhamdulillah setelah 2 kali bolak-balik disuntik suamipun sembuh. alhamdulillah.
selain suami, anak saya dan keponakanpun sempat ditangani beliau.
singkat cerita...waktu berlalu..dan terdengar kabar bahwa beliau gak praktek lagi. beliau terkena penyakit kanker otak yang sampai sekarang diobati sendiri. alhamdulillah silaturahim kami berlanjut. kami sekeluarga kadang2 suka datang mengunjung beliau, sambil berkonsultasi sedikit tentang kesehatan. dan terkuaklah kecerdasan beliau yang luar biasa...
terlahir dari keluarga biasa-biasa saja...beliau sempat tidak mengenyam pendidikan. bahkan untuk membeli beraspun kata beliau harus jualan dulu es 2 hari. namun alhamdulillah akhirnya beliau memiliki kesempatan untuk sekolah..dan karena kecerdasannya itu... beliau bisa loncat kelas. dan takdirpun menentukan beliau untuk bertemu dengan orang2 yang menyadari kecerdasannya hingga beliau bisa sekolah di farmasi dan kedokteran (meskipun tidak sampai meiliki ijazah kedokteran). ilmunya sungguh luar biasa. selain mengenyam pendidikan medis, beliau juga mendalami ilmu agama hingga sampai sekarang beliau juga dipanggil dengan sebutan ustadz.
sepak terjang beliau di dunia medis tidak perlu diragukan. berkunjung sambil bertugas dan belajar ke 23 negara pernah dilakoninya...hingga beliau tidak hanya memahami cara mendiagnosa dengan alatnya yang super keren (yang katanya bisa dibeli di salah satu RS di Jerman), beliau juga ahli dalam membaca hasil rontgen, melakukan bedah tanpa bius dan mensterilkan obat dari efek samping. pembicaraan dengan Sang Prof tak ada yang sia-sia. setiap kali kami konsul, beliau selalu mengatakan bahwa jangankan salah obat, obat tepatpun jika Allah tidak berkenan menyembuhkan maka tidak akan sembuh. dari beliaulah kami mengenal Allah dengan cara yang berbeda. Allah Yang memang Maha Besar itu terlihat nyata keMahaBesarannya berkat pengajaran dari beliau ini.
ah Prof... alhamdulillah Allah memperkenankan kami mengenalmu.. sehat selalu ya Prof. kami masih kangen dengan ilmu-ilmumu
muridmu
selain suami, anak saya dan keponakanpun sempat ditangani beliau.
singkat cerita...waktu berlalu..dan terdengar kabar bahwa beliau gak praktek lagi. beliau terkena penyakit kanker otak yang sampai sekarang diobati sendiri. alhamdulillah silaturahim kami berlanjut. kami sekeluarga kadang2 suka datang mengunjung beliau, sambil berkonsultasi sedikit tentang kesehatan. dan terkuaklah kecerdasan beliau yang luar biasa...
terlahir dari keluarga biasa-biasa saja...beliau sempat tidak mengenyam pendidikan. bahkan untuk membeli beraspun kata beliau harus jualan dulu es 2 hari. namun alhamdulillah akhirnya beliau memiliki kesempatan untuk sekolah..dan karena kecerdasannya itu... beliau bisa loncat kelas. dan takdirpun menentukan beliau untuk bertemu dengan orang2 yang menyadari kecerdasannya hingga beliau bisa sekolah di farmasi dan kedokteran (meskipun tidak sampai meiliki ijazah kedokteran). ilmunya sungguh luar biasa. selain mengenyam pendidikan medis, beliau juga mendalami ilmu agama hingga sampai sekarang beliau juga dipanggil dengan sebutan ustadz.
sepak terjang beliau di dunia medis tidak perlu diragukan. berkunjung sambil bertugas dan belajar ke 23 negara pernah dilakoninya...hingga beliau tidak hanya memahami cara mendiagnosa dengan alatnya yang super keren (yang katanya bisa dibeli di salah satu RS di Jerman), beliau juga ahli dalam membaca hasil rontgen, melakukan bedah tanpa bius dan mensterilkan obat dari efek samping. pembicaraan dengan Sang Prof tak ada yang sia-sia. setiap kali kami konsul, beliau selalu mengatakan bahwa jangankan salah obat, obat tepatpun jika Allah tidak berkenan menyembuhkan maka tidak akan sembuh. dari beliaulah kami mengenal Allah dengan cara yang berbeda. Allah Yang memang Maha Besar itu terlihat nyata keMahaBesarannya berkat pengajaran dari beliau ini.
ah Prof... alhamdulillah Allah memperkenankan kami mengenalmu.. sehat selalu ya Prof. kami masih kangen dengan ilmu-ilmumu
muridmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar