Minggu, 06 Juni 2021

Pasca Ayah Wafat

23 agustus 2020 adalah hari yang kelam untuk kami sekeluarga. Pasalnya, pada hari itu ... Suami saya menjalani takdir akhirnya di alam fana ini. Ia dijemput oleh Malak Izrail saat saya berada di pangkuannya. Peristiwa yang kami imani, akhirnya terjadi juga. 
Sebagi seorang mu'min, saya dan anak2 alhamdulullah menerima ketentuan Allah ini meskipun tentu ada banyak hal yang berubah setelah kepergiannya. Suami yang sangat rajin berpartisipasi dlm pekerjaan2 rumah, yang selalu mendengarkan curhatan, yang satu2nya bisa saya ajak konyol2an akhirnya tiada. Seakan ada rongga kosong di dada saya. Saya kehilangan. Kami kehilangan. 
Namun, bukn hal2 itu yang terberat dijalani pasca kepergiannya. Lontaran2 pertanyaan dari de fatih tentang kenapa ayahnya gak bangun2, tentang dia yang ingin ayahnya kembali, tentang dia yang tidak mau ayahnya gak ada itulah yang seringkali membuat saya teriris luka. Namun kemudian saya berpikir, bahwa apa yang datang dari Allah pasti baik. Untuk saya yang kini menjadi single parent dan untuk anak2 saya yang kini menjadi yatim.
Kemudian saya tersadar bahwa suatu saat saya juga bisa "pulang" tanpa aba2...karena itu anak2 harus dipersiapkan sebaik mungkin. Bukan tentang harta atau materi, namun iman yang harus dikuatkan bahwa sejatinya Allahlah yang mengurus mereka. Bahwa hidup di dunia ini ada tujuannya. 
Alhamdulillah, anak2 mau diajak bekerja sama untuk ngaji Qur'an lagi ba'da magrib danmembaca sirah Nabi Muhammad SAW ba'da shubuh. Semoga usaha2 itu mendapat ridha Allah dan mereka kelak menjadi mu'min2 yang tangguh, aamiin.

Toek anak2ku, kalian pasti bisa sebab Allah Tahu kalian memang bisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar